Senin, 05 Desember 2011

Imam Syafi'i

Mazhab Syafi'i
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Artikel ini adalah bagian dari seri
Islam
Allah-eser-green.png
Rasul

Nabi Muhammad SAW
.
Kitab Suci

Al-Qur'an
.
Rukun Islam
1. Syahadat · 2. Salat · 3. Zakat
4. Puasa · 5. Haji
Rukun Iman
Iman kepada: 1. Allah
2. Malaikat · 3. Kitab Allah ·4. Nabi
5. Hari Akhir · 6. Qada & Qadar
Tokoh Islam
Muhammad SAW
Nabi & Rasul · Sahabat
Ahlul Bait
Kota Suci
Mekkah · & · Madinah
Kota suci lainnya
Yerusalem · Najaf · Karbala
Kufah · Kazimain
Mashhad ·Istanbul · Ghadir Khum
Hari Raya
Idul Fitri · & · Idul Adha
Hari besar lainnya
Isra dan Mi'raj · Maulid Nabi
Asyura
Arsitektur
Masjid ·Menara ·Mihrab
Ka'bah · Arsitektur Islam
Jabatan Fungsional
Khalifah ·Ulama ·Muadzin
Imam·Mullah·Ayatullah · Mufti
Hukum Islam
Al-Qur'an ·Hadist
Sunnah · Fiqih · Fatwa
Syariat · Ijtihad
Manhaj
Salafush Shalih
Mazhab
1. Sunni:
Hanafi ·Hambali
Maliki ·Syafi'i
2. Syi'ah:
Dua Belas Imam
Ismailiyah·Zaidiyah
3. Lain-lain:
Ibadi · Khawarij
Murji'ah·Mu'taziliyah
Lihat Pula
Portal Islam
Indeks mengenai Islam
lihat • bicara • sunting

Mazhab Syafi'i (bahasa Arab: شافعية , Syaf'iyah) adalah mazhab fiqih yang dicetuskan oleh Muhammad bin Idris asy-Syafi'i atau yang lebih dikenal dengan nama Imam Syafi'i.[1][2] Mazhab ini kebanyakan dianut para penduduk Mesir bawah, Arab Saudi bagian barat, Suriah, Indonesia, Malaysia, Brunei, pantai Koromandel, Malabar, Hadramaut, dan Bahrain.
Sejarah

Pemikiran fiqh mazhab ini diawali oleh Imam Syafi'i, yang hidup di zaman pertentangan antara aliran Ahlul Hadits (cenderung berpegang pada teks hadist) dan Ahlur Ra'yi (cenderung berpegang pada akal pikiran atau ijtihad). Imam Syafi'i belajar kepada Imam Malik sebagai tokoh Ahlul Hadits, dan Imam Muhammad bin Hasan asy-Syaibani sebagai tokoh Ahlur Ra'yi yang juga murid Imam Abu Hanifah. Imam Syafi'i kemudian merumuskan aliran atau mazhabnya sendiri, yang dapat dikatakan berada di antara kedua kelompok tersebut. Imam Syafi'i menolak Istihsan dari Imam Abu Hanifah maupun Mashalih Mursalah dari Imam Malik. Namun demikian Mazhab Syafi'i menerima penggunaan qiyas secara lebih luas ketimbang Imam Malik. Meskipun berbeda dari kedua aliran utama tersebut, keunggulan Imam Syafi'i sebagai ulama fiqh, ushul fiqh, dan hadits di zamannya membuat mazhabnya memperoleh banyak pengikut; dan kealimannya diakui oleh berbagai ulama yang hidup sezaman dengannya.
[sunting] Dasar-dasar

Dasar-dasar Mazhab Syafi'i dapat dilihat dalam kitab ushul fiqh Ar-Risalah dan kitab fiqh al-Umm. Di dalam buku-buku tersebut Imam Syafi'i menjelaskan kerangka dan prinsip mazhabnya serta beberapa contoh merumuskan hukum far'iyyah (yang bersifat cabang). Dasar-dasar mazhab yang pokok ialah berpegang pada hal-hal berikut.

1. Al-Quran, tafsir secara lahiriah, selama tidak ada yang menegaskan bahwa yang dimaksud bukan arti lahiriahnya. Imam Syafi'i pertama sekali selalu mencari alasannya dari Al-Qur'an dalam menetapkan hukum Islam.
2. Sunnah dari Rasulullah SAW kemudian digunakan jika tidak ditemukan rujukan dari Al-Quran. Imam Syafi'i sangat kuat pembelaannya terhadap sunnah sehingga dijuluki Nashir As-Sunnah (pembela Sunnah Nabi).
3. Ijma' atau kesepakatan para Sahabat Nabi, yang tidak terdapat perbedaan pendapat dalam suatu masalah. Ijma' yang diterima Imam Syafi'i sebagai landasan hukum adalah ijma' para sahabat, bukan kesepakatan seluruh mujtahid pada masa tertentu terhadap suatu hukum; karena menurutnya hal seperti ini tidak mungkin terjadi.
4. Qiyas yang dalam Ar-Risalah disebut sebagai ijtihad, apabila dalam ijma' tidak juga ditemukan hukumnya. Akan tetapi Imam Syafi'i menolak dasar istihsan dan istislah sebagai salah satu cara menetapkan hukum Islam.

Lihat pula: Ijtihad
Qaul Qadim dan Qaul Jadid

Imam Syafi'i pada awalnya pernah tinggal menetap di Baghdad. Selama tinggal di sana ia mengeluarkan ijtihad-ijtihadnya, yang biasa disebut dengan istilah Qaul Qadim ("pendapat yang lama").

Ketika kemudian pindah ke Mesir karena munculnya aliran Mu’tazilah yang telah berhasil memengaruhi kekhalifahan, ia melihat kenyataan dan masalah yang berbeda dengan yang sebelumnya ditemui di Baghdad. Ia kemudian mengeluarkan ijtihad-ijtihad baru yang berbeda, yang biasa disebut dengan istilah Qaul Jadid ("pendapat yang baru").

Imam Syafi'i berpendapat bahwa tidak semua qaul jadid menghapus qaul qadim. Jika tidak ditegaskan penggantiannya dan terdapat kondisi yang cocok, baik dengan qaul qadim ataupun dengan qaul jadid, maka dapat digunakan salah satunya. Dengan demikian terdapat beberapa keadaan yang memungkinkan kedua qaul tersebut dapat digunakan, dan keduanya tetap dianggap berlaku oleh para pemegang Mazhab Syafi'i.
[sunting] Penyebaran
Mazhab Syafi'i (warna Biru tua) dominan di Afrika Timur, dan di sebagian Jazirah Arab dan Asia Tenggara.

Penyebar-luasan pemikiran Mazhab Syafi'i berbeda dengan Mazhab Hanafi dan Mazhab Maliki[3], yang banyak dipengaruhi oleh kekuasaan kekhalifahan. Pokok pikiran dan prinsip dasar Mazhab Syafi'i terutama disebar-luaskan dan dikembangkan oleh para muridnya. Murid-murid utama Imam Syafi'i di Mesir, yang menyebar-luaskan dan mengembangkan Mazhab Syafi'i pada awalnya adalah:

* Yusuf bin Yahya al-Buwaiti (w. 846)
* Abi Ibrahim Ismail bin Yahya al-Muzani (w. 878)
* Ar-Rabi bin Sulaiman al-Marawi (w. 884)

Imam Ahmad bin Hanbal yang terkenal sebagai ulama hadits terkemuka dan pendiri fiqh Mazhab Hambali, juga pernah belajar kepada Imam Syafi'i[4]. Selain itu, masih banyak ulama-ulama yang terkemudian yang mengikuti dan turut menyebarkan Mazhab Syafi'i, antara lain:

* Imam Abu al-Hasan al-Asy'ari
* Imam Bukhari
* Imam Muslim
* Imam Nasa'i
* Imam Baihaqi
* Imam Turmudzi
* Imam Ibnu Majah
* Imam Tabari
* Imam Ibnu Hajar al-Asqalani
* Imam Abu Daud
* Imam Nawawi
* Imam as-Suyuti
* Imam Ibnu Katsir
* Imam adz-Dzahabi
* Imam al-Hakim

Peninggalan

Imam Syafi'i terkenal sebagai perumus pertama metodologi hukum Islam. Ushul fiqh (atau metodologi hukum Islam), yang tidak dikenal pada masa Nabi dan sahabat, baru lahir setelah Imam Syafi'i menulis Ar-Risalah. Mazhab Syafi'i umumnya dianggap sebagai mazhab yang paling konservatif di antara mazhab-mazhab fiqh Sunni lainnya. Dari mazhab ini berbagai ilmu keislaman telah bersemi berkat dorongan metodologi hukum Islam yang dikembangkan para pendukungnya.

Karena metodologinya yang sistematis dan tingginya tingkat ketelitian yang dituntut oleh Mazhab Syafi'i, terdapat banyak sekali ulama dan penguasa di dunia Islam yang menjadi pendukung setia mazhab ini. Di antara mereka bahkan ada pula yang menjadi pakar terhadap keseluruhan mazhab-mazhab Sunni di bidang mereka masing-masing. Saat ini, Mazhab Syafi'i diperkirakan diikuti oleh 28% umat Islam sedunia, dan merupakan mazhab terbesar kedua dalam hal jumlah pengikut setelah Mazhab Hanafi.
[sunting] Catatan kaki

1. ^ Hamid, Mohd. Liki, (2006), Pengajian Tamadun Islam, ed. ke-2, Malaysia: PTS Professional, ISBN 978-983-3585-65-6
2. ^ Yilmaz, Ihsan, (2005), Muslim laws, politics and society in modern nation states: dynamic legal pluralisms in England, Turkey, and Pakistan, Ashgate Publishing Ltd.,ISBN 0-7546-4389-1.
3. ^ Bearman, Peri J., Bearman, Peri, Peters, Rudolph, Vogel, Frank E., (2005), The Islamic school of law: evolution, devolution, and progress, Islamic Legal Studies Program, Harvard Law School, ISBN 978-0-674-01784-9.
4. ^ Al-Salam, Ibn 'Abd, Kabbani, Shaykh Muhammad Hisham, Haddad, Gibril Fouad, (1999), The Belief of the People of Truth, ISCA, ISBN 1-930409-02-8.

Referensi

1. Abu Zahrah, Muhammad, Imam Syafi'i: Biografi dan Pemikirannya dalam Masalah Akidah, Politik & Fiqih, Penerjamah: Abdul Syukur dan Ahmad Rivai Uthman, Penyunting: Ahmad Hamid Alatas, Cet.2 (Jakarta: Lentera, 2005).
2. Al-Qaththan, Syaikh Manna', Pengantar Studi Ilmu Al-Qur'an, Penerjemah: H. Aunur Rafiq El-Mazni, Lc., MA., Penyunting: Abduh Zulfidar Akaha, Lc., Cet.1 (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2006).
3. Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam, Ed.1, Cet.12 (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001).
4. Imam Muslim, Terjemah Hadits Shahih Muslim, Penerjemah: Ahmad Sunarto (Bandung: Penerbit "Husaini" Bandung, 2002).
5. Al Imam Al Bukhari, Terjemah Hadits Shahih Bukhari, Penerjemah: Umairul Ahbab Baiquni dan Ahmad Sunarto (Bandung: Penerbit "Husaini" Bandung, tanpa tahun).

Lir ilir

Lir ilir lir ilir tandure wong sumilir
Tak ijo royo royo
Tak sengguh panganten anyar
Cah angon cah angon penekna blimbing kuwi
Lunyu lunyu penekna kanggo mbasuh dodotira
Dodotira dodotira kumintir bedah ing pinggir
Dondomana jrumatana kanggo seba mengko sore
Mumpung padang rembulane
Mumpung jembar kalangane
Sun suraka surak hiyo

Source: http://liriklaguindonesia.net/jawa-tengah-lir-ilir.htm#ixzz1fiqqZ4gm

Minggu, 04 Desember 2011

Presiden ajak umat sebarkan ajaran Islam secara damai

Presiden ajak umat sebarkan ajaran Islam secara damai

Jumat, 23 September 2011 23:27 WIB | 1165 Views


Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (FOTO ANTARA)
Berita Terkait


Serang, Banten (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengajak umat Islam untuk menyebarkan ajaran yang sejuk dan damai demi kebaikan umat manusia.

"Kita memiliki tugas untuk menyebarkan Islam yang sejuk dan damai," kata Presiden saat menghadiri peringatan haul Syaikh Muhammad Nawawi bin Umar bin Arabi al-Bantani, di Pondok Pesantren An-Nawawi, Serang, Banten, Jumat malam.

YA Ibad selatan Jakarta

YA Ibad selatan Jakarta
Posted on November 13, 2011

Cerita tentang satu kampung di sudut kota Jakarta,
kampong saya beralamat di Selatan Jakarta Pela Mampang, dahulu kampong ini terkenal dengan kenakalan remaja, perjudian, pecandu dan pengedar narkoba. Kampong ini seperti kampong tak berTuhan. Kenakalan remaja semakin hari semakin menjadi, semakin hari semakin banyak orang yang terjerumus kedalam dunia hitam.
Hari berganti hari waktu berganti waktu tahun berganti tahun…………………….. Semakin lama semakin banyak pencandu, semakin merosok akhlak semakin menjadi-jadi
Terbesit hati ingin merubah semua yang ada menuju jalan yang lebih baik, namun kami tidak mempunyai kekutan untuk merubah
HIngga akhrinya satu ketika takdir Alloh menyerat saya mengaji di Yayayasan Almukhlashin Ibadurrahman YA Ibad Banyak hal yang saya dapat dari hal yang kecil sampai hal yang besar, suatu lembaran baru dalam kehidupan perjalanan saya di YAIbad.
Sampai akhirnya saya dan beberapa sahabat saya memberanikan diri untuk membuka pengajian YA Ibad di daerah saya. Alhamdulillah dengan adanya pengajian YAIbad Rahmat dan Petolongan Alloh datang menghampiri kampung kami.
Mampang 10 tahun yang lalu berbeda dengan Sekarang, teman-teman saya yang dulu pecandu narkoba sekarang mereka berhenti, perjudian hilang tanpa jejak, kenakalan remaja lainnya sudah tidak Nampak, BAHKAN teman yang NON Muslim tertarik dan menjadi seorang MUSLIM terima kasih YA Ibad
Mampang kini telah berubah terima kasih YA Alloh terima kasih YA Ibad

YA Ibad Bekali 5 M Untuk Para Wanita

YA Ibad Bekali 5 M Untuk Para Wanita
02 Dec

Sejak perrtama masuk YA Ibad saya sudah merasakan cocok ngaji disana. Perubahan demi perubahan saya alami dengan cepat. Pertama pada saat menjelang Ibadah Qurban Tahun 1996 yang lalu, saya dan suami dihadapkan pada dua pilihan yang sulit. Antara beli rumah dan untuk Qurban di YA Ibad. Pada saat itu kondisi ekonomi kami masih pas-pasan, kebetulan pada saat itu dapat rejeki dari Allah yang rencananya untuk beli rumah (uang muka), tapi saya dan suami juga ingin sekali bisa ber-Qurban. Bisikan-bisikan setan selalu menggangu untuk menggalkan rencana qurban. Tapi dengan pertolongan Allah dan keyakinan yang kuat akhirnya kami putuskan uang tersebut untuk qurban saja. Saya yakin Allah pasti akan mengganti semuanya. Dan semua janji Allah ini ternyata benar seperti yang tertulis di Kitab Suci Al-Quran Surah Muhammad ayat 7 (QS. 47 : 7) yang artinya : “Jika kamu meolong agama Allah niscaya Alloh akan menolong kamu, dan meneguhkan langkah-lankgah kamu”. Maksudnya jika kita menolong agama Alloh dengan jalan berqurban / ikut andil syiar agama Allah, maka Allah akan menolong dan membereskan segala urusan kaita.

Janji Alah itu semua benar

Selang beberapa bulan setelah qurban, rejeki yang tidak disangka-sangka kami terima seperti air bah yang jatuh terus menerus (bahasa jawa ngrojok), yang semula tidak punya rumah bisa beli rumah, bahkan tidak hanya satu tapi dua rumah sekaligus. Yang semula tidak punya mobil bisa membeli mobil, terus motor, lalu peralatan rumah tangga semua serba baru, karena memang dulu saya dan suami tinggal dirumah kontrkan yang kecil tidak mempunyai peralatan apa-apa. Dalam waktu singkat semua bisa berubah dengan cepat. Semua itu karena saya dan suami ngaji di YA Ibad dan berqurban bahkan lebih menakjubkan lagi SUBHANALLAH… kami bisa menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci Mekah. Itu adalah hadiah yang sangat luar biasa indahnya dalam hidup saya.

Sebagai seorang istri dan seorang ibu juga sebagai jamaah YA Ibad saya terus berusaha menggali potensi yang ada dalam diri saya. Dengan bekal ilmu ngaji dari Abah As’ad yang selalu menjadi inspirasi dan solusi bagi diri saya agar saya menjadi manusia yang berguna dan bermanfaat untu semuanya.

Salah satu ajaran dari YA Ibad yang didirikan oleh Abah As’ad yaitu tentang bekal bagi wanita adalah 5 M yaitu terdiri dari :

1. Masak
2. Macak
3. Manak
4. Marak
5. Makarya ing ndalem

1) Masak (membuat masakan/menanak). Kalo masalah masak kata suami saya oke ! alias ueeeeenaaaak ….. kaaan …….!

2) Macak (merias diri). Mengenai macak, saya berusaha untuk tampil modis dan tidak ketinggalan jaman. Kata suami saya, saya selalu tampil menarik dan cantik.

3) Manak (melahirkan anak). Kalo yang satu ini, wah hebat ! saya sudah mempunyai 5 orang anak, banyak khan … dan itu sudah cukup bagi saya tinggal membesarkan dan mendidik agar menjadi anak-anak yang sholeh dan sholehah dan berguna untuk Islam, Yaibad serta keluarga dan bangsa.

4) Marak (menciptakan suasana menarik). Dalam keluarga saya selalu berusaha menciptakan suasana ceria bersama suami dan anak-anak saya agar suami dan anak-anak selalu merasa senang dan betah di rumah

5) Makaryo ing ndalem (mempunyai usaha / side income). Salah satu hasil karya saya yaitu membuat pernikpernik asesoris seperti : bros, gelang, kalung, anting-anting, cincin dan sebagainya. Alhamdulillah sejak menjadi jamah YA Ibad usaha saya terus berkembang. Semula saya bikin bros untuk saya pakai sendiri tapi kata teman-teman koq bagus, akhirnya mereka memesan pada saya dan semakin banyak yang tahu kalau saya bisa membuat berbagai macam asesosris. Alhamdulillah banyakk yang menyukai hasil karya saya. Disela-sela kesibukan saya membuat asesoris tidak lupa saya terus mengaji di YA Ibad pada hari Senin malam di Gelanggang Remaja Surabaya dan hari Rabu di Pusura. Manfaat dari ngaji tersebut bagi usaha saya sanagat besar sekali.

* Dulu tidak punya tempat usaha, kalo bikin ya di rumah, tapi sekarang saya punya toko sendiri di GTC (Geluran Trede Centre), tenaganya saya sendiri yang mengerjakan.
* Sekarang Alhamdulillah saya punya karyawan dua orang. Saya tidak pernah putus asa dan terus berusaha agar usaha saya semakin berkembang dan maju. Kalo ada event-event pameran dan bazar saya selalu ikut untuk menampilakan hasil karya saya. Sampai suatu saat saya diberi kesempatan untuk membikin cindera mata yang diserahkan kepada Bapak YUSUF KALLLA dan Bapak H. IMAM UTOMO mantan Gubernur Jatim. Pada saat itu ternyata saya sendiri yang menyerahkan cindera mata tersebut kepada baliau. Disana juga ada teman-teman jamaah bu Dewi Sofah dan Bu Ariana Wiyanti (bu Wahid) juga sama sama menyerahkan cindera mata. Momen itu sangat berkesan sekali sebagai seorang jamaah YA Ibad saya merasa bangga bisa mempersembahkan hasil karya sendiri.

Saya juga mengucapkan banyak-banyak terima kasih kepada Pembina YA Ibad karena beliau juga banyak memberikan masukan dan kritik membangun juga nasihat yang sangat berguna dan bermanfaat untuk kemajuan usaha saya.

Demikian cerita / kisah saya dan pengalaman saya selama menjadi jamaah YA Ibad. Semua yang sudah saya ceritakan diatas bukan karangan atau mengada-ada tapi semua itu adalah kisah nyata dan bukti nyata selama menjadi jamaah YA Ibad.

Sekian terima kasih

YA Ibad Ajari Saya Bersedekah

YA Ibad Ajari Saya Bersedekah
November 29, 2011

Sebelum saya mendirikan usaha mie pangsit saya mempunyai usaha selep daging pada tahun 1984 di jalan wonokusumo lalu tahun 1993 membuka cabang di daerah rungkut tepanya di pasar paing dan di pasar semolo waru.

Pertama kali saya ngaji di Ya Ibad yaitu pada tahun 1997 yang bertempat di Gelora Pancasila karena Gelanggang Remaja pada saat itu sedang dibangun jadi pengajiannya dipindah ke Gelora Pancasila.

Pada tahun 1998 saya mengembangkan usaha saya dengan membuat Mie Pangsit, Kulit Pansit, dan Mie Tami. Usaha saya baru bisa berjalan setelah 18 bulan karena rasanya kurang cocok dan kurang diminati oleh pembeli dan selama 18 bulan mencari resep akhirnya ketemu resep yang pas dan sedikit demi sedikit usaha saya mulai berjalan lancer dan diminati oleh para pembeli.

Sebelum saya ngaji di Ya Ibad Kakek saya pernah berpesan kata kakek saya, apabila ada orang yang meminta-minta atau ngamen jangan sampai sekali-kali ditolak walaupun hanya 100 rupiah dan pesan itu selalu saya praktekkan sampai sekarang enath dirumah ataupun di tempat usaha saya.

Lalu setelah saya ngaji di Ya Ibad yang ada waktu itu diisi oleh Abah As’ad biasanya itu saya kalau berkorban itu kurang dari 3 bulan baru mulai membayar, setelah Abah As’ad bicara korban tiap tahun itu bagus tetapi lebih bagus lagi apabila kurbannya setahun akan datang sekarang sudah mulai banyak menabung dan perkataan itu saya pegang betul-betul dan Alhamdulillah sampai sekarang saya praktekkan.

Lalu setelah saya mempraktekkan kurban tiap tahun saya merasakan usaha saya semakin meningkat. Lalu saya tambah lagi 2,5% untuk zakatnya. Lalu usaha saya lihat semakin meningkat penghasilannya lalu saya tambah menjadi 12,5% yaitu setiap penghasilan yang saya peroleh saya potong 12,5% Zakat, Infaq, Shodakoh Jariyah.

Berusaha mempraktekkan tanda-tanda khusus jamaah Ya Ibad no.4 yaitu mensyukuri nikmat Islam, nikmat Iman serta nikmat-nikmat anugerah Allah yang lainnya dengan ikhlas, aktif, infak, zakat, kurban, shodakoh jariyah dan amal sholeh lainnya.

YA Ibad Bukan Pengajian Biasa

YA Ibad Bukan Pengajian Biasa

YA Ibad

YA Ibad atau singkatan dari Yayasan Almukhlashin Ibadurrahman, sebuah yayasan sosial keagamaan yang berdiri sejak tahun 1982 dan berpusat di Surabaya, Jawa Timur. Sudah lebih dari 23 tahun YA Ibad mengadakan pengajian dan kini telah memiliki ratusan titik syiar yang tersebar di seluruh pulau Jawa, pulau Bali, Pulau Sumatera, pulau Kalimantan dan pulau Sulawesi. Jumlah jama’ahnya lebih dari puluhan ribu orang dan dari beragam profesi.

Setiap pengajian punya ciri khas dan di YA Ibad juga ada ciri khasnya. Ciri pertama pengajian YA Ibad, menata niat ; ngaji di YA Ibad itu dianggap suatu perkara yang sakral dan tidak boleh dilakukan dengan main-main. Oleh karenanya, peserta yang datang ke pengajian YA Ibad niatnya hanya untuk mengaji dengan berharap ampunan serta rahmat Allah SWT. Ngaji di YA Ibad, bukanlah tempat berbagai transaksi bisnis, pamer kekayaan atau mengejar niat duniawi lainnya, jadi murni betul-betul datang hanya untuk mengaji. Makanya, siapapun yang datang ke pengajian YA Ibad akan merasakan atmosfir yang berbeda. Suasana kekeluargaan terasa sangat kental kendatipun baru berkenalan dengan yang lain. Senyum ramah dan sapaan santun terpancar di mana-mana, sehingga suasananya betul-betul feel home ; terasa seperti di rumah sendiri, terasa seperti di dalam lingkungan keluarga sendiri.

Ciri kedua pengajian YA Ibad, menata duduk ; beberapa menit sebelum pengajian YA Ibad dimulai, peserta sudah menata rapi duduk mereka layaknya orang yang duduk yoga. Duduknya bersila dengan posisi kaki kanan menyilang rata keatas kaki kiri serta punggung ditegak-luruskan. Di dalam ilmu yoga diterangkan bahwa dengan duduk kaki rata menyilang serta punggung tegak lurusnya akan melancarkan peredaran darah dan udara ke seluruh tubuh, dengan begini seseorang akan terhindar dari rasa bosan, lelah dan mengantuk disaat mengaji meskipun duduk berjam-jam. Di Ya Ibad, sangat tidak dianjurkan mengaji dengan posisi duduk kaki diselonjorkan ke depan, kaki dibuka lebar-lebar atau duduk dengan mengangkat dan menyilangkan kedua paha kaki kemudian sandarkan ke dada lalu memeluknya. Karena, hal ini justru akan membuat murka dan bencinya Allah SWT.

Ciri ketiga pengajian YA Ibad, menata hati ; ketika da’i atau penceramah akan menuju panggung atau podium, seluruh peserta pengajian sudah tenang. Tidak lagi ada yang berbicara atau berbisik kendatipun dengan orang disampingnya. Diamnya peserta pengajian dibarengi dengan berzikir dalam hati, belajar mendengarkan pengajian lewat telinga fisik dan telinga batin. Hal inilah yang menciptakan suasana khusyu dan khidmat hingga selesai pengajian. Jika ketiga hal tersebut dilakukan pada setiap kali pengajian maka insya Allah manusia akan merasakan dampak langsung dari rahmat Allah SWT.

Ada satu kejadian luar biasa pada pengajian YA Ibad di tahun 1994 yang diadakan di lapangan bulu tangkis yang terbuka di kawasan jalan Kaliasin Surabaya. Semua peserta pengajian yang berjumlah lebih dari 1000 orang duduk sama rendah di lapangan tersebut, termasuk guru kami, KH. Mochammad As’ad Syukur fauzanni. Di saat guru kami sedang memberikan ceramah tiba-tiba turun hujan dengan derasnya dan membuat guru kami dan seluruh peserta pengajian, basah kuyup. Tapi anehnya, tidak ada seorang pun yang berdiri atau berpindah tempat duduknya. Semuanya tetap duduk dengan tenang, seolah-olah tidak terjadi apa apa. Guru kami pun lantas bertanya ; apakah pengajian ini diteruskan atau dihentikan, spontan seluruh peserta pengajian menjawab, teruskan. Suara peserta pengajian begitu keras dan menggema serta terasa menerobos hingga ke tulang-tulang dan dada-dada seluruh peserta pengajian. dan terasa ada kekuatan yang tak terlihat yang menyelimuti suasana pengajian.

Lalu, tampak murid yang membaca Al Qur’an yang duduk disamping KH. Mochammad As;ad Syukur Fauzanni berdiri mengambil payung dan hendak memayungi guru kami agar tidak basah kuyup. Tapi, Beliau menolaknya dengan halus sambil berkata,“Payungilah Al Qur’an yang kamu baca itu agar tidak basah terkena hujan karena dia-lah yang akan menjadi saksi di akherat atas peristiwa ini dan akan membela kalian semua”. Sungguh menakjubkan ! dan sejak kejadian itu hampir di seluruh pengajian YA Ibad tidak akan dihentikan meskipun diterpa hujan deras.

Inilah salah satu contoh nyata yang diajarkan oleh guru kami, KH. mochammad as’ad Syukur Fauzanni tentang arti dan makna yang terkandung di dalam pengajian. Dan masih banyak lagi contoh-contoh yang telah diberikannmya kepada kami. Beliau tidak pernah mengeluh sedikitpun serta tidak bosan-bosannya mengajarkan kami untuk selalu, selalu dan selalu menyiar-nyiarkan agama Allah SWT, dimanapun dan dalam kondisi apapun.

Terima kasih, Abah As’ad. Insya Allah, akan selalu kami ingat apa yang telah Abah ajarkan kepada kami semua dan akan kami lanjutkan ajaran dan perjuanganmu dengan seluruh jiwa dan raga kami. Semoga apa yang telah Abah As’ad ajarkan tercatat di sisi Allah SWT sebagai amalan yang baik dan benar dan bernilai kebaikan yang tak pernah terputus hingga yaumul akhir serta berbuah pahala yang penuh ridho dari Allah SWT. Amin.

Ditulis oleh : Murid KH. Mochammad As’ad Syukur Fauzanni

Di Makassar, Sulawesi Selatan

Bermanfaat Bagi Lingkungan

YA Ibad | Bermanfaat Bagi Lingkungan
Filed under: YA Ibad — Tinggalkan komentar
Desember 2, 2011

Dunia hitam menjadi bagian dalam kehidupan seorang pemuda Jakarta, di kota metropolitan barang haram menjadi sesuatu yang Trend dan sebaliknya barang yang halal menjadi aneh, di daerah tempat saya tinggal hingga akhirnya banyak anak remaja yang terjerumus didalam lembah hitam lorong panjang yang tak bertuan. Dampak bahaya narkoba tidak berhenti sampai disitu, mereka yang pencandu narkoba selalu melakukan hal-hal negative yang merugikan banyak orang. Perjudian, tawuran sering terjadi kerugian terus bertambah, hidup penuh dengan kekhawatiran keamanan dan kenyamanan menjadi barang yang mahal bahkan langka. Orang tua selalu dibuat cemas, aparat dibuat sibuk, PR pemerintah semakin banyak dengan tingkat pengangguran terus bertambah yang disebabkan kurangnya keahlian karena sibuknya dalam dunia hitam disinilah tempat kami di Jalan Tambak yang identik dengan NARKOBA dan TAWURAN.
Berangkat dari keterpurukan ini kami berusaha untuk mencoba keluar dari tirani kebobrokan yang ada pada diri dan lingkungan kami, hingga takdir ALLOH menyeret kami bertemu dengan pengajian YA Ibad.
Hal yang membuat kami tertarik pada pengajian YA Ibad disebabkan para DAI/Penceramah tidak dibayar sepeserpun. Di zaman seperti ini masih ada orang yang benar-benar tulus ikhlas dalam mensyiar-syiarkan agama Alloh dan masih banyak hal lainnya yang sesuatu banget untuk kami…….. Hingga akhirnya pilihan kami tentukan untuk terus mengaji mengaji dan mengaji di YA Ibad.
Hari demi hari kami lewati bersama dengan pengajian YA Ibad, bulan demi bulan, tahun demi tahun hingga tak terasa 13 (tiga belas) bersama YA Ibad. Suatu perjalanan panjang yang telah kami lalui bersama pengajian YA Ibad, banyak hal kebaikan dan kebenaran yang kami dapat yang diajarkan oleh guru kami di YA Ibad Bpk. KH moch as’ad syukur Fauzani.
Pusat Jakarta, Menteng Pagi ini …… berbeda dengan 13 tahun yang lalu, kenakalan remaja sudah memudar, tawuran telah menghilang, perjudian sirna, orang tua menjadi tenang hilang was-was dan khawatiran, inilah yang terjadi di tempat kami

Terima kasih YA Alloh…… terima kasih Abah……. Terima kasih YA Ibad.

Selamat dan Sukses Muktamar ke-2 YA Ibad, semoga YA Ibad dapat terus bertahan dan terus exist dalam mensyiarkan Agama Alloh dengan warna dan cirikhas YA Ibad, akhlak dan budi pekerti luhur yang tergambarkan dalam prilaku (Dakwah Sikap)……amiiinn.

salam kenal YA Ibad

salam kenal YA Ibad

Mengarungi hidup di kampung orang tua yg sebelumnya di jakarta bersama sahabat akhirnya dipisahkan dengan jarak. sy pun menemukan sesuatu kegelapan diri, tidak tahu arah tujuan. Hanya kesenangan2 diri sesaat didalam berteman bersama jurang hitam. Dalam waktu yang cukup lama 3 tahun bersekolah dan kehidupan yg cukup gelap, sampai akhirnya lulus timbul rasa ingin merubah diri untuk bisa membantu orang tua dan adik, saya pun hijrah ke jakarta tempat saya besar dengan persahabatan yang kuat. Ternyata saya dipertemukan dengan sahabat2 semasa kecil juga dalam terjerumus lembah hitam, minuman keras, obat sehingga saya pun terjerumus. Sampai satu saat ada sahabat yg memperkenalkan YA Ibad dalam hidup saya, sampai waktu mempertemukan dengan Guru K.H muhammad as’ad syukur fauzani pendiri, konseptor tunggal Yayasan Almukhlasin Ibadurrahman yg mengajarkan sy utk bisa mengenal diri akan kehidupan, mengenal tuhannya agar bisa timbul potensi diri yg sebenarnya menurut Alloh dan rosulNya, memahami arti taat kepada orang tua, memahami arti persahabatan dan banyak lagi yg memotivasi diri mengenal dunia yg sebenarnya di alam sandiwara sementara ini. Kembali kelingkungan dengan beberapa sahabat yg ingin merubah diri dengan belajar mengaji di YAIbad mengkaji diri dengan praktek nyata berbekal quran dan prilaku rosul atau hadits soheh dengan pesan kunci yg diajarkan Guru “sabar dan syukur” melalui “mengaji dan qurban” didalam kehidupan sosial sehari2
Dalam proses mengaji dan terus mengkaji, ditemukan beberapa hal yg menjadi motivasi :
  1. Kesuksesan adalah dari diri sendiri dgn percaya akan potensi yg Alloh berikan.
  2. Karakter atau sifat prilaku manusia yg membawa kepada sukses atau rezeki, karena dalam Quran dikatakan “Apa yg kau tanam itu yang akan kau tuai, bahkan karakter yg ada itu berdampak kehidupan (kristalisasi diri sehingga terbias ke alam sekitarnya
  3. Tidak ada sukses tanpa sahabat
  4. Taat pada orang tua
  5. Menghargai Alloh dengan sikap NGAJENI ALLOH dengan Mengaji dan BerQurban
Implementasi diri dalam kehidupan Singkat cerita dalam motivasi diri membantu org tua dalam kehidupan, sampai suatu saat proses praktek mencari karunia Alloh, dipertemukan dengan perusahaan tempat saya bekerja saat ini. Dengan mempraktekan apa yg diajarkan Guru melalui YA Ibad berlandaskan quran dan hadits sehingga diri berusaha belajar teratur dan akhirnya diatur setiap perjalanan oleh Alloh dengan mempraktekkan sedikit demi sedikit ayat dari firman Alloh, sayapun diterima kerja dengan proses perjalanan lahir batin didalam mencari kurnia, padahal jujur sy berpendidikan hanya SMK tidak mengenal komputer, management dll dan saat interview banyak pelamar2 yang cukup potensial dari tingkat pendidikannya, tetapi sy ingat kata Guru percaya akan potensi diri dan akhirnya terbukti sy diterima
Proses bekerja sy pun dibenturkan dengan situasi ilmu pendidikan dunia yg tidak cukup saya punya hanya berbekal ilmu dalam mengaji saja, tetapi anehnya Alloh mengatur ilmu dunia kepada sy sampai akhirnya saya diberikan kemampuan oleh management kejenjang saat ini Sales Manager ” Barang siapa memperbaiki akhiratnya, Alloh akan memperbaiki dunianya.
Dari Kuli bangunan, pencuci piring sampai ditemukan perusahaan yg kasus sehingga sy resign dan akhirnya disadarkan oleh Guru bahwa karunia yg didapat adalah dari hasil kristalisasi karakter, sifat manusia itu sendiri. Dalam proses belajar mengenal diri dan merubah karakter yg benar menurut Alloh sehingga saya diterima menjadi Advisor/ pramuniaga lalu menjadi Senior, Supervisor, Duty Manager sampai akhirnya Sales Manager dengan pendidikan SMK yang hanya bermodal Quran dan Hadits sehingga Alloh membuktikan derajat seseorang yg mau belajar (mengaji, mengkaji) dan berqurban mengenal dirinya dengan praktek teratur sedikit demi sedikit ayat Alloh dengan sabar dan syukur pasti hidup tidak akan terlantar bahkan ada campur tangan tuhanNya yaitu Alloh SWT
Terima kasih Ya Alloh Engkau telah mengenalkan hamba ke pada YA Ibad

Sabtu, 03 Desember 2011

Silaturahmi & Kegiatan Sosial Da'i YA Ibad Cabang DKI Jakarta

Megamendung, 26 November 2011




Salah satu sekbid dibawah pengurus Cabang YA Ibad ( Yayasan Al Mukhlashin Ibadurrahman) DKI Jakarta yaitu Sekbid Syiar dan Dawah, telah mengadakan suatu kegiatan yang melibatkan seluruh da'i dan da'iyah YA Ibad Jakarta untuk ikut bersosialisasi kepada masyarakat dengan memberikan santunan kepada Pondok Pesantren Daarul Fikri Megamendung Puncak dan Pondok Pesantren Mambaul Hidayah Kerawang Jawa Barat. 

Senin, 28 November 2011

Rasulullah s.a.w. mendidik umatnya dengan budi pekerti yang luhur dan akhlak yang mulia


Posted by akarimomar under akhlak Rasulullah Leave a Comment 

Dan orang pertama yang dimaksudkan bagi pendidikan dan pengajaran ini, ialah diri Rasulullah s.a.w. Kemudian dari itulah barulah cahayanya menyinari sekalian makhluk yang lain. Sesungguhnya baginda Rasulullah s.a.w. telah mendapat pendidikan yang sempurna dari al-Quran, lalu baginda mendidik ummatnya pula dengan al-Quran juga.
Sebab itulah Rasulullah s.a.w. telah bersabda:
“Aku telah diutus semata-mata untuk menyempurnakan budi pekerti yang mulia.”
Selanjutnya Rasulullah s.a.w. telah mengajak sekalian makhluk supaya melengkapi diri masing-masing dengan akhlak yang mulia, Apabila Allah Ta’ala telah menyempurnakan budi perkerti baginda lalu Allah memujinya dengan firmanNya yang berbunyi:
“Dan sesungguhnya engkau (wahai Muhammad), di atas budi pekerti yang amat luhur.” (al-Qalam: 4)
Kemudian baginda pun menyatakan kepada sekalian makhluk di bumi, bahawasanya Allah amat mencintai akhlak dan budi pekerti yang mulia seraya membenci akhlak dan kelakuan yang jahat.
Berkata Saiyidina Ali r.a.: Aku merasa amat hairan, bila seorang Muslim didatangi saudaranya Muslim yang lain dengan suatu keperluan, malangnya ia tiada menganggap dirinya layak untuk membuat kebajikan. Apakah ia tiada mengharapkan pahala, ataupun tiada takut kepada balasan? Sepatutnya ia akan menyegerakan dirinya kepada budi pekerti yang mulia, kerana yang demikian itu akan menunjukkan dia ke jalan yang selamat.

Dalam sebuah Hadis pula:
Sesungguhnya Allah menghiasi Islam dengan budi pekerti yang mulia dan perbuatan yang terpuji.”
Dalam kontek Hadis tersebut ialah: Bergaul dengan baik memperlakukan secara terhormat dan sopan-santun, membuat baik, memberi makanan dan minuman, memberi salam, melawat pesakit, mengiringi jenazah, berbaik-baik dengan semua jiran, tidak kira Muslim atau kafir, menghormati orang yang lebih tua, menerima undangan dan mendoakan bagi si pengundang, memaafkan orang memperdamaikan antara orang ramai, murah hati dan sedia memberi, berlapang dada, menahan marah, meninggalkan segala larangan agama, menjauhi caci-maki, tidak bohong, tidak kikir dan bakhil, tidak menghampakan, tidak menipu atau memperdayakan orang, tidak mengumpat, tidak mengadu domba, tidak memutuskan tali silaturrahim, tidak berakhlak jahat, tidak sombong, tidak bermegah diri, tidak meninggi diri, tidak banyak bicara, tidak bercakap kotor, tidak melakukan keji-kejian, tidak menyumpah-seranah, tidak dengki atau hasad, tidak memuji diri, tidak membuat curang, tidak melanggar batas dan tidak menganiayai.
Berkata anas r.a: Tidak ada suatu nasihat yang baik yang dianjurkan oleh Rasulullah s.a.w melainkan baginda telah menyeru kita sekalian untuk bersifat dengannya dan memerintahkan kita melengkapi diri kita dengannya. Sebaliknya tidak ada suatu penipuan atau kecelaan yang dilarang oleh baginda, melainkan baginda telah mengingatkan kita, dan menyuruh kita menjauhi diri daripadanya.
Dan memadailah bagi kita ayat yang berikut ini, sebab ia telah mencakup semua sifat-sifat mulia yang perlu kita bersifat dengannya; iaitu firman Allah Ta’ala:
“Sesungguhnya Allah memerintah agar berlaku adil, berbuat baik dan memberi keluarga yang terdekat dan Dia melarang berbuat kekejian (zina), kemungkaran dan kedurhakaan. Allah menasihati kamu moga-moga kamu sekalian ingat”. (an-Nahl: 90)
Berkata Mu’az pula: Rasulullah s.a.w. telah berwasiat kepadaku, katanya: Wahai Mu’az! Aku mewasiatkan engkau dengan bertaqwa kepada Allah, dan berbicara benar, menepati janji, menunaikan amanat, menjauhi khianat, memelihara tetangga, berbelas kasihan terhadap anak yatim, berlunak dalam kata bicara, memberi salam, bagus dalam pekerjaan, sedikit berangan-angan, menetapi keimanan, mendalami al-Quran, mencintai akhirat, gentar akan hari penghisaban dan merendah diri.
Aku melarang engkau memaki orang yang bijaksana, mendustakan orang yang benar, menuruti orang yang berdosa, mendurhakai Imam (Pemerintah) yang adil dan merosakkan tanah.
Aku mewasiatkan lagi agar engkau sentiasa takut kepada Allah pada setiap batu, pohon dan tanah. Dan hendaklah engkau bertaubat pada setiap dosa yang engkau lakukan. Yang rahsia secara rahsia, dan yang terang secara terang-terangan.
Demikianlah contohnya baginda Rasulullah s.a.w. mendidik umatnya serta menyeru mereka supaya bersifat dengan budi pekerti yang luhur dan akhlak yang mulia

Minggu, 27 November 2011

Muktamar ke 2 YA-Ibad (Yayasan Almukhlashin Ibadurrahman)

Kepada Seluruh Jamaah Yayasan Almukhlashin Ibadurrahman (Ya Ibad) Se-Indonesia Khususnya dan Masyarakat Indonesia pada umumnya, kami mohon do’a dan dukungannya. Insya ALLAH kami akan menyelenggarakan MUKTAMAR ke-2 Yayasan Almukhlashin Ibadurrahman (YA Ibad) pada tahun 2012 Di Jakarta. Semoga Apa yang direncanakan dapat selamat, sukses dan diridhoi ALLAH SWT.

Amiin

YA-Ibad Bekerjasama dengan POLRI

YA-Ibad Bekerjasama dengan POLRI

November 13, 2011

Sosialisasi Bahaya Terorisme
TEROR dan TERORISME adalah dua kata yang hampir sejenis yang dalam satu dekade ini menjadi sangat populer, atau tepatnya sejak peristiwa runtuhnya WTC (World Trade Center) tanggal 9 September 2001 yang lalu. Jika kita memasukan kata terorisme pada mesin pencari di internet, maka kita akan mendapati ribuan bahkan jutaan hasilnya, dengan segala latar belakang, pembelaan, tuduhan, perkembangan, dan lain-lainnya. Yang ironisnya, selalu saja menjadi kata sifat dan keterangan dari sebuah agama bernama Islam. Kata teror berasal dari bahasa latin yaitu terrere. Namun di masa Revolusi Perancis, kata teror sendiri juga dikenal dengan sebutan “Le terreur” yang berasal dari bahasa Perancis. Kata tersebut semula hanya dipergunakan untuk menyebut tindakan pemerintah hasil Revolusi Perancis yang mempergunakan kekerasan secara brutal dan berlebihan dengan cara memenggal 40.000 orang yang dituduh melakukan kegiatan anti pemerintah. Selanjutnya kata terorisme dipergunakan untuk menyebut gerakan kekerasan anti pemerintah di Rusia. Maka secara tak langsung kata terorisme sejak awal dipergunakan untuk menyebut tindakan kekerasan oleh pemerintah maupun kegiatan yang anti pemerintah.
Terorisme berkembang sejak berabad lampau. Asalnya, terorisme hanya berupa kejahatan murni seperti pembunuhan dan ancaman yang bertujuan untuk mencapai tujuan tertentu. Perkembangannya bermula dalam bentuk fanatisme aliran kepercayaan yang kemudian berubah menjadi pembunuhan, baik yang dilakukan secara perorangan maupun oleh suatu kelompok terhadap penguasa yang dianggap sebagai pelakunya.
Namun tidak dipungkiri, bahwa sekarang ini, Islam diidentifikasikan sedemikian rupa sebagai agama yang mengusung terorisme. Perkembangan Islam, baik secara institusi atau pun individualnya, telah mengkhawatirkan dunia internasional sedemikian rupa tanpa alasan yang jelas sama sekali. Stigma Islam yang melahirkan kekerasan terus dimunculkan setiap hari di berbagai belahan dunia. Hingga umat pun perlahan-lahan mulai percaya bahwa Islam mengusung kekerasan seperti itu, padahal tak sedikitpun agama islam menganjurkan kekerasan. Dalam berperang, Islam telah mengajarkan syarat dan ketentuan seperti tidak sembarangan boleh membunuh, tidak boleh merusak pepohonan, tidak boleh berlebihan, dan sebagainya.
Menyikapi keadaan seperti ini, Yayasan Almukhlashin Ibadurrahman YA-Ibad bekerjasama dengan SATBINMAS (Satuan Pembinaan Masyarakat) Kepolisian Resort Jakarta Selatan mengadakan penyuluhan mengenai pencegahan terorisme kepada seluruh jamaah YA-Ibad cabang Jakarta, yang pesertanya mulai dari Cikampek, Karawang, Sukabumi, Jakarta, Lampung, dan Medan. Yang tujuan diselenggarakan acara ini adalah untuk meningkatkan kesadaran dan ketaatan Jamaah YA-Ibad terhadap hukum dan ketentuan perundang-undangan serta terpeliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat.
KASATBINMAS POLRES Jakarta Selatan AKBP Dri Hastuti SH selaku pembicara, memberikan arahan dan pengertian serta menjelaskan dengan sejelas-jelasnya mengenai kriminalitas yang terjadi di wilayah Jakarta Selatan terutama masalah TERORISME. Beliau sangat berharap kepada seluruh jamaah Yayasan Almukhlashin Ibadurrahman YA-Ibad tidak termasuk dalam kegiatan tersebut bahkan membantu pihak kepolisian untuk menjaga keamanan dan ketertiban hidup bermasyarakat di wilayahnya masing-masing.

Humas Muktamar Ke 2 YA-Ibad

Selasa, 22 November 2011

Lirik lagu Maher Zain Insya Allah (feat. Fadly Padi)

Insya Allah (feat. Fadly Padi)


Ketika kau tak sanggup melangkah
Hilang arah dalam kesendirian
Tiada mentari bagai malam yang kelam
Tiada tempat untuk berlabuh
Bertahan terus berharap
Allah selalu di sisimu
Insya Allah, Insya Allah
Insya Allah ada jalan
Insya Allah, Insya Allah
Insya Allah ada jalan
Every time you commit one more mistake
You feel you can’t repent and that it’s way too late
You’re so confused wrong decisions you have made
Haunt your mind and your heart is full of shame
But don’t despair and never lose hope
’Cause Allah is always by your side
Insya Allah, Insya Allah
Insya Allah you’ll find a way
Insya Allah, Insya Allah
Insya Allah ada jalan
Turn to Allah He’s never far away
Put your trust in Him, raise your hands and pray
Oh Ya Allah tuntun langkahku di jalanmu
Hanya engkaulah pelitaku
Tuntun aku di jalanmu selamanya
Insya Allah, Insya Allah
Insya Allah we’ll find our way
Insya Allah, Insya Allah
Insya Allah we’ll find our way
Insya Allah, Insya Allah
Insya Allah we’ll find our way
Insya Allah, Insya Allah
Insya Allah we’ll find our way

Minggu, 13 November 2011

Syukur dan Syukur karena kami telah bertemu dengan YA Ibad

Alhamdulillah.....

 Ternyata apa yang telah rasul jalankan, mendekati apa yang telah kami terima dari guru kami K.H. mochamad as'ad Syukur Fauzani (almarhum) dan kami berterima kasih kepada Allah SWT karena sampai detik ini masih diberikan nikmat Islam, dan dapat berjuang melalui wadah yang beliau dirikan yaitu Yayasan Al Mukhlashin Ibadurrahman (YA Ibad).
Semoga Allah SWT membalas amal kebajikan yang telah beliau curahkan untuk kepentingan  Islam.
Amiin Ya Rabbal A'lamin.
dari kami,


bayoesatria.

5. Majlis Nabi


5. Majlis Nabi

Berkata Al-Hasan ra. lagi: Saya lalu bertanya pula tentang majelis Nabi SAW dan bagaimana caranya ? Jawabnya: Bahwa Rasulullah SAW tidak duduk dalam sesuatu majelis, atau bangun daripadanya, melainkan baginda berzikir kepada Allah SWT baginda tidak pernah memilih tempat yang tertentu, dan melarang orang meminta ditempatkan di suatu tempat yang tertentu. Apabila baginda sampai kepada sesuatu tempat, di situlah baginda duduk sehingga selesai majelis itu dan baginda menyuruh membuat seperti itu. Bila berhadapan dengan orang ramai diberikan pandangannya kepada semua orang dengan sama rata, sehingga orang-orang yang berada di majelisnya itu merasa tiada seorang pun yang diberikan penghormatan lebih darinya. Bila ada orang yang datang kepadanya kerana sesuatu keperluan, atau sesuatu masliahat, baginda terus melayaninya dengan penuh kesabaran hinggalah orang itu bangun dan kembali.


Baginda tidak pernah menghampakan orang yang meminta daripadanya sesuatu keperluan, jika ada diberikan kepadanya, dan jika tidak ada dijawabnya dengan kata-kata yang tidak mengecewakan hatinya. Budipekertinya sangat baik, dan perilakunya sungguh bijak. Baginda dianggap semua orang seperti ayah, dan mereka dipandang di sisinya semuanya sama dalam hal kebenaran, tidak berat sebelah. Majelisnya semuanya ramah-tamah, segan-silu, sabar menunggu, amanah, tidak pemah terdengar suara yang tinggi, tidak dibuat padanya segala yang dilarangi, tidak disebut yang jijik dan buruk, semua orang sama kecuali dengan kelebihan taqwa, semuanya merendah diri, yang tua dihormati yang muda, dan yang muda dirahmati yang tua, yang perlu selalu diutamakan, yang asing selalu didahulukan.


Berkata Al-Hasan ra. lagi: Saya pun lalu menanyakan tentang kelakuan Rasulullah SAW pada orang-orang yang selalu duduk-duduk bersama-sama dengannya? Jawabnya: Adalah Rasulullah SAW selalu periang orangnya, pekertinya mudah dilayan, seialu berlemah-lembut, tidak keras atau bengis, tidak kasar atau suka berteriak-teriak, kata-katanya tidak kotor, tidak banyak bergurau atau beromong kosong segera melupakan apa yang tiada disukainya, tidak pernah mengecewakan orang yang berharap kepadanya, tidak suka menjadikan orang berputus asa. Sangat jelas dalam perilakunya tiga perkara yang berikut. Baginda tidak suka mencela orang dan memburukkannya. Baginda tidak suka mencari-cari keaiban orang dan tidak berbicara mengenai seseorang kecuali yang mendatangkan faedah dan menghasilkan pahala.


Apabila baginda berbicara, semua orang yang berada dalam majelisnya memperhatikannya dengan tekun seolah-olah burung sedang tertengger di atas kepala mereka. Bila baginda berhenti berbicara, mereka baru mula berbicara, dan bila dia berbicara pula, semua mereka berdiam seribu basa. Mereka tidak pernah bertengkar di hadapannya. Baginda tertawa bila dilihatnya mereka tertawa, dan baginda merasa takjub bila mereka merasa takjub. Baginda selalu bersabar bila didatangi orang badwi yang seringkali bersifat kasar dan suka mendesak ketika meminta sesuatu daripadanya tanpa mahu mengalah atau menunggu, sehingga terkadang para sahabatnya merasa jengkel dan kurang senang, tetapi baginda tetap menyabarkan mereka dengan berkata: "Jika kamu dapati seseorang yang perlu datang, hendaklah kamu menolongnya dan jangan menghardiknya!". Baginda juga tidak mengharapkan pujian daripada siapa yang ditolongnya, dan kalau mereka mau memujinya pun, baginda tidak menggalakkan untuk berbuat begitu. Baginda tidak pernah memotong bicara sesiapa pun sehingga orang itu habis berbicara, lalu barulah baginda berbicara, atau baginda menjauh dari tempat itu.

6. Diamnya Nabi


6. Diamnya Nabi

Berkata Al-Hasan r.a. lagi: Saya pun menanyakan pula tentang diamnya, bagaimana pula keadaannya? Jawabnya: Diam Rasulullah SAW bergantung kepada mempertimbangkan empat hal, yaitu: Kerana adab sopan santun, kerana berhati-hati, kerana mempertimbangkan sesuatu di antara manusia, dan kerana bertafakkur. Adapun sebab pertimbangannya ialah kerana persamaannya dalam pandangan dan pendengaran di antara manusia. Adapun tentang tafakkurnya ialah pada apa yang kekal dan yang binasa. Dan terkumpul pula dalam peribadinya sifat-sifat kesantunan dan kesabaran. Tidak ada sesuatu yang boleh menyebabkan dia menjadi marah, ataupun menjadikannya membenci. Dan terkumpul dalam peribadinya sifat berhati-hati dalam empat perkara, iaitu: Suka membuat yang baik-baik dan melaksanakannya untuk kepentingan ummat dalam hal-ehwal mereka yang berkaitan dengan dunia mahupun akhirat, agar dapat dicontohi oleh yang lain. Baginda meninggalkan yang buruk, agar dijauhi dan tidak dibuat oleh yang lain. Bersungguh-sungguh mencari jalan yang baik untuk maslahat ummatnya, dan melakukan apa yang dapat mendatangkan manfaat buat ummatnya, baik buat dunia ataupun buat akhirat.

4. Pergaulan Nabi

4. Pergaulan Nabi

Berkata Al-Hasan r.a. lagi: Kemudian saya bertanya tentang keadaannya di luar, dan apa yang dibuatnya? Jawabnya: Adalah Rasulullah SAW ketika di luar, senantiasa mengunci lidahnya, kecuali jika memang ada kepentingan untuk ummatnya. Baginda selalu beramah-tamah kepada mereka, dan tidak kasar dalam bicaranya. Baginda senantiasa memuliakan ketua setiap suku dan kaum dan meletakkan masing-masing di tempatnya yang layak. Kadang-kadang baginda mengingatkan orang ramai, tetapi baginda senantiasa menjaga hati mereka agar tidak dinampakkan pada mereka selain mukanya yang manis dan akhlaknya yang mulia. Baginda selalu menanyakan sahabat-sahabatnya bila mereka tidak datang, dan selalu bertanyakan berita orang ramai dan apa yang ditanggunginya. Mana yang baik dipuji dan dianjurkan, dan mana yang buruk dicela dan dicegahkan.

Baginda senantiasa bersikap pertengahan dalam segala perkara, tidak banyak membantah, tidak pernah lalai supaya mereka juga tidak suka lalai atau menyeleweng, semua perkaranya baik dan terjaga, tidak pernah meremehkan atau menyeleweng dari kebenaran, orang-orang yang senantiasa mendampinginya ialah orang-orang paling baik kelakuannya, yang dipandang utama di sampingnya, yang paling banyak dapat memberi nasihat, yang paling tinggi kedudukannya, yang paling bersedia untuk berkorban dan membantu dalam apa keadaan sekalipun.

3. Rumah Nabi

3. Rumah Nabi

Berkata Al-Hasan ra. lagi: Aku juga pernah menanyakan ayahku tentang masuknya Rasulullah SAW lalu dia menjawab: Masuknya ke dalam rumahnya bila sudah diizinkan khusus baginya, dan apabila baginda berada di dalam rumahnya dibagikan masanya tiga bagian. Satu bagian khusus untuk Allah ta'ala, satu bagian untuk isteri-isterinya, dan satu bagian lagi untuk dirinya sendiri. Kemudian dijadikan bagian untuk dirinya itu terpenuh dengan urusan di antaranya dengan manusia, dihabiskan waktunya itu untuk melayani semua orang yang awam maupun yang khusus, tiada seorang pun dibedakan dari yang lain.


Di antara tabiatnya ketika melayani ummat, baginda selalu memberikan perhatiannya kepada orang-orang yang terutama untuk dididiknya, dilayani mereka menurut kelebihan diri masing-masing dalam agama. Ada yang keperluannya satu ada yang dua, dan ada yang lebih dari itu, maka baginda akan duduk dengan mereka dan melayani semua urusan mereka yang berkaitan dengan diri mereka sendiri dan kepentingan ummat secara umum, coba menunjuki mereka apa yang perlu dan memberitahu mereka apa yang patut dilakukan untuk kepentingan semua orang dengan mengingatkan pula: "Hendaklah siapa yang hadir menyampaikan kepada siapa yang tidak hadir. Jangan lupa menyampaikan kepadaku keperluan orang yang tidak dapat menyampaikannya sendiri, sebab sesiapa yang menyampaikan keperluan orang yang tidak dapat menyampaikan keperluannya sendiri kepada seorang penguasa, niscaya Allah SWT akan menetapkan kedua tumitnya di hari kiamat", tiada disebutkan di situ hanya hal-hal yang seumpama itu saja.


Baginda tidak menerima dari bicara yang lain kecuali sesuatu untuk maslahat ummatnya. Mereka datang kepadanya sebagai orang-orang yang berziarah, namun mereka tiada meninggalkan tempat melainkan dengan berisi. Dalam riwayat lain mereka tiada berpisah melainkan sesudah mengumpul banyak faedah, dan mereka keluar dari majelisnya sebagai orang yang ahli dalam hal-ihwal agamanya.

2. Keseharian Nabi

2. Keseharian Nabi.

Kataku pula: Sifatkanlah kepadaku mengenai kebiasaannya! Jawab pamanku: Adalah Rasulullah SAW itu kelihatannya seperti orang yang selalu bersedih, senantiasa banyak berfikir, tidak pernah beristirshat panjang, tidak berbicara bila tidak ada keperluan, banyak diamnya, memulakan bicara dan menghabiskannya dengan sepenuh mulutnva, kata-katanya penuh mutiara mauti manikam, satu-satu kalimatnya, tidak berlebih-lebihan atau berkurang-kurangan, lemah lembut tidak terlalu kasar atau menghina diri, senantiasa membesarkan nikmat walaupun kecil, tidak pernah mencela nikmat apa pun atau terlalu memujinya, tiada seorang dapat meredakan marahnya, apabila sesuatu dari kebenaran dihinakan sehingga dia dapat membelanya.


Dalam riwayat lain, dikatakan bahwa baginda menjadi marah kerana sesuatu urusan dunia atau apa-apa yang bertalian dengannya, tetapi apabila baginda melihat kebenaran itu dihinakan, tiada seorang yang dapat melebihi marahnya, sehingga baginda dapat membela kerananya. Baginda tidak pernah marah untuk dirinya, atau membela sesuatu untuk kepentingan dirinya, bila mengisyarat diisyaratkan dengan semua telapak tangannya, dan bila baginda merasa takjub dibalikkan telapak tangannya, dan bila berbicara dikumpulkan tangannya dengan menumpukan telapak tangannya yang kanan pada ibu jari tangan kirinya, dan bila baginda marah baginda terus berpaling dari arah yang menyebabkan ia marah, dan bila baginda gembira dipejamkan matanya, kebanyakan ketawanya ialah dengan tersenyum, dan bila baginda ketawa, baginda ketawa seperti embun yang dingin.

Berkata Al-Hasan lagi: Semua sifat-sifat ini aku simpan dalam diriku lama juga. Kemudian aku berbicara mengenainya kepada Al-Husain bin Ali, dan aku dapati ianya sudah terlebih dahulu menanyakan pamanku tentang apa yang aku tanyakan itu. Dan dia juga telah menanyakan ayahku (Ali bin Abu Thalib ra.) tentang cara keluar baginda dan masuk baginda, tentang cara duduknya, malah tentang segala sesuatu mengenai Rasulullah SAW itu.

Kebiasaan Nabi Muhammad SAW

1. Fisikal Nabi
Telah dikeluarkan oleh Ya'kub bin Sufyan Al-Faswi dari Al-Hasan bin Ali ra. katanya: Pernah aku menanyai pamanku (dari sebelah ibu) Hind bin Abu Halah, dan aku tahu baginda memang sangat pandai mensifatkan perilaku Rasulullah SAW, padahal aku ingin sekali untuk disifatkan kepadaku sesuatu dari sifat beliau yang dapat aku mencontohinya, maka dia berkata:
“ Adalah Rasulullah SAW itu seorang yang agung yang senantiasa diagungkan, wajahnya berseri-seri layak bulan di malam purnamanya, tingginya cukup tidak terialu ketara, juga tidak terlalu pendek, dadanya bidang, rambutnya selalu rapi antara lurus dan bergelombang, dan memanjang hingga ke tepi telinganya, lebat, warnanya hitam, dahinya luas, alisnya lentik halus terpisah di antara keduanya, yang bila baginda marah kelihatannya seperti bercantum, hidungnya mancung, kelihatan memancar cahaya ke atasnya, janggutnya lebat, kedua belah matanya hitam, kedua pipinya lembut dan halus, mulutnya tebal, giginya putih bersih dan jarang-jarang, di dadanya tumbuh bulu-bulu yang halus, tengkuknya memanjang, berbentuk sederhana, berbadan besar lagi tegap, rata antara perutnya dan dadanya, luas dadanya, lebar antara kedua bahunya, tulang belakangnya besar, kulitnya bersih, antara dadanya dan pusatnya dipenuhi oleh bulu-bulu yang halus, pada kedua teteknya dan perutnya bersih dari bulu, sedang pada kedua lengannya dan bahunya dan di atas dadanya berbulu pula, lengannya panjang, telapak tangannya lebar, halus tulangnya, jari telapak kedua tangan dan kakinya tebal berisi daging, panjang ujung jarinya, rongga telapak kakinya tidak menyentuh tanah apabila baginda berjalan, dan telapak kakinya lembut serta licin tidak ada lipatan, tinggi seolah-olah air sedang memancar daripadanya, bila diangkat kakinya diangkatnya dengan lembut (tidak seperti jalannya orang menyombongkan diri), melangkah satu-satu dan perlahan-lahan, langkahnya panjang-panjang seperti orang yang melangkah atas jurang, bila menoleh dengan semua badannya, pandangannya sering ke bumi, kelihatan baginda lebih banyak melihat ke arah bumi daripada melihat ke atas langit, jarang baginda memerhatikan sesuatu dengan terlalu lama, selalu berjalan beriringan dengan sahabat-sahabatnya, selalu memulakan salam kepada siapa yang ditemuinya.

YA Ibad mengikuti dan menjalankan perikehidupan Nabi Muhammad SAW dan Para Sahabat


Dan orang-orang yang terdahulu; yang mula-mula dari orang-orang “Muhajirin” dan “Ansar” (berhijrah dan memberi bantuan), dan orang-orang yang menurut (jejak langkah) mereka dengan kebaikan (iman dan taat), Allah reda kepada mereka dan mereka pula reda kepada Nya, serta Dia menyediakan untuk mereka syurga-syurga yang mengalir di bawahnya beberapa sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya; itulah kemenangan yang besar. (Surah At-Taubah, Ayat 100)
  • Abu Hurairah r.a meriwayatkan bahawa Rasulullah s.a.w telah bersabda: "Tidaklah kalian masuk surga hingga kalian beriman. Dan tidaklah kalian beriman hingga saling menyayangi antara satu sama lain. Mahukah kalian aku tunjukkan suatu amalan yang jika kalian kerjakan niscaya kalian akan saling menyayangi antara satu sama lain? Sebarkanlah salam sebanyak-banyaknya diantara kalian" - (Muslim)